sekarang ini sedang buming tentang makan yang sering kita makan atau bisa di bilang hobi nya masyarakat. makanan ini bisa di bilang cemilan dan makan berat, sering kali kita melihat di pinggiran jalan, di pertokoan, di perkampungan dan di perumahan. makanan yg lebih nikmat di saat hujan yaitu BAKSO. ternyata bakso sangat bahaya buat kita makan, kalau bukan kita yg bikin sendiri. ini lah kisah cerita fakta tentang bakso yg terbuat dari daging babi.
SAMARINDA - Pesan berantai berisi nama dan alamat penjual bakso babi menyebar di Kalimantan Timur.
Penyebaran melalui fasilitas blackberry messenger atau dikenal dengan istilah BBM itu langsung menimbulkan kekhawatiran.
Sementara
itu, demi memberikan efek jera dan memberikan sanksi hukum yang tegas,
polisi diminta melakukan penangkapan terhadap penjual bakso berisi
daging babi.
Permintaan tersebut disampaikan Front Pembela Islam
Kalimantan Timur terkait penjualan bakso bercampur daging babi di
Samarinda dan Kutai Kartanegara.
“Kami meminta polisi segera
menangkap penjual bakso daging babi itu sebab jika tidak ada respons
maka kami akan turun melakukan razia,” ungkap Ketua Dewan Syuro FPI
Kaltim, Habib Fauzi, Rabu (19/12).
FPI Kaltim kata Habib Fauzi
menilai, penjualan bakso bercampur daging babi itu sangat merugikan umat
Islam sehingga para pelaku harus dihukum untuk memberikan efek jera
agar hal itu tidak terulang lagi.
Apalagi, lanjut Habib Fauzi, kasus bakso babi itu sudah tiga kali merebak di Kota Samarinda.
“Saya
menilai, itu sengaja dilakukan sehingga harus ada tindakan hukum untuk
memberi efek jera kepada mereka agar ke depan tidak ada lagi kasus bakso
yang dicampur daging babi,” katanya.
“Penjualan bakso bercampur
daging babi itu tidak cukup dengan hanya dibina sebab perbuatan mereka
sangat jelas merugikan umat Islam sehingga harus ada sanksi hukumnya.
Kami tetap menghormati prosedur hukum namun jika dalam waktu satu minggu
tidak ada tindakan dari pihak berwenang, baik Pemerintah Kota Samarinda
maupun kepolisian, maka kami akan turun sendiri,” ungkap Habib Fauzi.
Sementara,
Kapolresta Samarinda, Komisaris Besar Arief Prapto, kembali
mengingatkan elemen masyarakat agar tidak melakukan tindakan sendiri.
“Kami
meminta masyarakat agar tidak melakukan tindakan sendiri dan
mempercayakan kepada kepolisian. Kami telah mengambil langkah-langkah
yang dianggap perlu, termasuk menurunkan tim yang telah bekerjasama
dengan instansi dari Pemerintah Kota Samarinda untuk menyelidiki dugaan
bakso bercampur daging babi tersebut,” kata Arief Prapto.
Pada
Rabu (19/12), kasus bakso bercampur daging babi tersebut semakin merebak
akibat tersebarnya nama dan lokasi warung melalui blackberry messenger.
Sejumlah warga mengaku khawatir atas tersebarnya nama dan alamat penjual bakso bercampur daging babi tersebut.
“Saya
tidak tahu siapa yang pertama menyebar nama dan alamat warung penjual
bakso bercampur daging babi itu. Khawatirnya, dengan menyebarnya nama
dan tempat warung itu dapat mengundang kemarahan masyarakat,” ungkap
seorang warga Samarinda, Jalil.
Kasus tersebut mulai merebak
setelah Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis
Ulama Indonesia, Kalimantan Timur, menemukan produk bakso di Samarinda
dan Kabupaten Kutai Kartanegara yang terindikasi bercampur daging babi.
“Berdasarkan
hasil uji laboratorium yang dilakukan pada sampel bakso yang diambil
dari 50 lokasi penjualan baik di Samarinda maupun di Tenggarong, ibu
kota Kabupaten Kutai Kartanegara, ditemukan tujuh produk bakso yang
sudah bercampur daging babi,” ungkap Direktur LPPOM MUI Kaltim,
Sumarsongko.
Terungkapnya penjualan bakso bercampur daging babi
tersebut kata Sumarsongko berdasarkan pengujian yang dilakukan Dinas
Peternakan provinsi Kaltim melalui polymerase chain reaction, PCR, atau
alat pendeteksi protein.
Ketujuh sampel yang bakso yang ditemukan
bercampur daging babi itu, lanjut dia, enam lokasi berada di Samarinda
dan satu di Kota Tenggarong. (Antara/sae)
sumber : http://www.kabar24.com/index.php/heboh-bakso-babi-di-kaltim-beredar-nama-dan-lokasi-penjual/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar